Sunday, November 1, 2009

vvvvvvvvvvvvv

kata-kata seperti di atas ?asingkah kata-kata ini di telinga anda ? Kalau anda orang jawa kami yakin ungkapan kata ini sudah sangat familier, Ya benar sekali kata-kata itu mungkin sering kita temui di sebuah komplek tertentu yang melarang kita untuk menaiki sebuah transportasi roda dua atau yang biasa disebut dengan sepeda/motor.

Sebenarnya sih, saya tidak terlalu mempermasalahkan kalau peringatan itu di tulis di depan gang sempit. Atau…gang yang banyak anak-anak bermain. Tapi yang membuat saya berpikir, tulisan itu di pasang di depan perkantoran dan pabrik. Yang membuat saya heran lagi adalah, roda dua harap turun, tapi roda empat jalan terus. Nah, kan? Apa yang beda coba? Kalau dipikir-pikir kan, sama-sama kendaraan bermotor, sama-sama mengeluarkan bunyi. Trus kalau dipikir lagi, misalnya motor bikin ribet, apa mobil gak tambah ribet karena lebih besar dari motor? He…he…


Bagaimana dengan anda, apakah pernah menemuinya? Bisa kita bayangkan kenapa hal semacam ini bisa terjadi? Toh negeri ini kan sudah merdeka, sudah punya kebebasan yang terukur dan punya derajat yang sama di mata Allah SWT.
Ini sebuah fenomena manusia yang perlu kita pertanyakan kepada mereka yang menerapkan aturan seperti ini. Kalau kita bandingkan dengan roda empat misalnya apa sih yang membuat mereka sangat istimewa naik mobil. Apakah kalau naik mobil dianggap kelihatan orang kaya, orang tampan atau orang yang punya kedudukan atau kekuasaan. Apakah ini sebuah rasisme atau hanya sekedar tutur tinutur sopan santun…? Tentu saja jika kita menengok orang yang naik motor rasanya kalau dilogika gak ada bedanya, yang pasti yang membuat beda adalah rodanya. Hal ini sangat tidak wajar dan tidak fair pada pengendara/tamu lain. Lagian kalo sudah melintasi pintu masuk tidak ada perubahan.


Saya mencoba berpikir kira-kira apa ya alasan peraturan itu dibuat..? mungkinkah untuk kedisiplinan/kenyamanan yang berada di komplek itu tapi letak kedisiplinanya dimana? OK satu lagi yang membuat saya tahu maksudnya ketika ada rambu“ roda dua harap turun” kalau ini sih saya bisa memaklumi dan rambu semacam ini ada biasanya kalau kita mau masuk gang sempit kampong perkotaan soalnya pemukimannya padat sekali. Oke lah kalau ini mungkin suara motornya sangat mengganggu telinga karena berhimpitan dengan kamar/mepet dinding rumah. Tentu ini sangat masuk akal. Tapi kalau untuk sebuah kantor atau pabrik apa ya fungsinya?
Sampai tulisan ini akhirnya saya buat, saya masih suka heran setiap kali melihat tulisan “roda dua harap turun”. Anda tahu alasannya?